Catatan Perjalan Lama Penelususran Gua Cipicung/Siluman didaerah Buni Ayu Sukabumi yang ditulis kembali oleh Saudaraku Vicko....



CAVING BUNIAYU


Penelusuran gua ini dilakukan oleh Taufik Nugraha, Diki Tresnawan, Mas Oktavian, Herlambang Satrio, dan Koko Soesantoro. Perjalanan kali ini dilakukan untuk latihan sekaligus mengobati rasa kangen untuk bersilaturahmi dengan Baping --nama seorang tetua setempat yang cukup akrab dengan para caver perhimpunan.


KOMPLEKS Wana Wisata Buniayu terletak di Desa Kertasana, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi Selatan. Jika menggunakan angkutan umum dari terminal Baros kita harus memilih mobil jenis ELF dengan jurusan Segaranten. Semula Wana Wisata Gua Buniayu lebih dikenal dengan sebutan Gua Cipicung oleh masyarakat setempat, sesuai dengannama kampung di dekatnya. Beberapa penelusur biasa menyebutnya Gua Siluman,sedangkan Perum Perhutani sendiri selaku pengelola menggunakan nama GuaBuniayu yang berati ‘keindahan tersembunyi’(sanskrit), nama yang sangat cocok dengan fakta lapangan.

Gua Buniayu mulai dikelola oleh Perum Perhutani sejak tanggal 26 Pebruari 1992 dengan surat ijin usaha kepariwisataan dari Gubernur KDH TK I Jawa Barat No.503/SK.271.Bin.06 Tanggal 25 Februari 1992 dengan masa berlaku sampai dengan tanggal 25 Pebruari 1995. 

Keberadaan Gua Buniayu telah sejak lama diketahui oleh masyarakat. Gua Buniayu dengan sejuta keunikan dan pesonanya sebenarnya baru ditemukan oleh Slim, penduduk Jakarta yang kini menjadi warga Desa Buniayu.  Penemuannya ini tak sengaja, atau lebih yakinnya Salim ingin membuktikan keterangan warga desa itu yang menyebutkan bahwa gua itu angker. Tapi setelah ditelusuri ternyata gua itu menyimpan sejuta pesona yang layak dijual sebagai komoditi pariwisata yang kemudian
dikelola oleh Perum Perhutani sejak Tahun 1991.

Taufiq Nugraha menjadi penelusur pertama yang turun kedalam gua


Taufk Nugraha, DikiTresnawan, dan Mas Oktavian di dasar pit yang berbentuk chamber

Sejak generasi awal didekade 80-an, Palawa Unpad sudah sering menjadi kan gua-gua dikawasan Buniayu sebagai tempat berlatih. Beberapa kali HIKESPI juga memilih Buniayu sebagai lokasi kursus speleologi. Dari catatan sejarah yang ada kita dapat mengetahui bahwa eksplorasi dan pemetaan Gua-gua di Buniayu dilakukan pertama kalipada tahun 1982 oleh seorang speleolog Indonesia kenamaan, Dokter Robby King TjoenKho. Ia bersama beberapa penelusur dari Federasi DeSpeleleologie Francaise(FFS) Perancis yaitu: George Robert, ArnoultSeveau, dan Michael Chassier.

Kompleks Gua Buniayu berada di dalam kawasan yang dikuasasi oleh Perum Perhutani. Penelusur diwajibkan membayar bea masuk di loket yang tersedia di kantor pendopo, tidak jauh dari jalan aspal perlintasan menuju Segaranten dan pelabuhan Ratu. 

Sebagai sebuah kompleks gua wisata, penelusur yang datang ke kompleks gua ini akan diminta untuk memilih dua bentuk petualangan yang ada: (1)minat khusus dan (2) minat umum. Biaya keduanya berbeda. Pihak pengelola juga menyediakan peralatan penelusuran gua vertikal bagi penelusur yang tidak memilikinya.

Pada kunjungan kali ini kami memasuki Gua Kerek; sebuah gua dengan lubang masuk vertikal sekira 25 meter serta memiliki lorong horizontal yang relatif panjang dan menantang. Untuk menelusurinya diperlukan persiapan dan penguasaan teknik khusus.

Penelusuran gua ini dilakukan oleh Taufik Nugraha, Diki Tresnawan, Mas Oktavian, Herlambang Satrio, dan Koko Soesantoro. Sayang sekali saudara kami lainnya: Dody, Novi, Dini, Vicko, dan Yuli tidak turut dalam perjalanan berharga ini.

"Take nothing butpicture, kill nothing but time, leave nothing but foot print" Motto penelusur gua yang kami hafalkan serta berbagai teknik penelusuran yang kami pelajari dan latih dikampus mendapatkan medan sesungguhnya dalam penelusuran ini. Selesai melalui berbagai medan yang menantang didalam gua, para penelusur dapat menikmati pesona Curug Bibijilan yang masih berlokasi di dalam kawasan.

Meski sempat tumbuh ketakutan namun akhirnya petualangan dapat kami selesaikan dengan aman dan nyaman. Suara tawa yang sempat membuat drop mental ternyata tidak membuat gangguan lebih sampai saat kami semua keluar dari lorong gua. Itu tentu menjadi pengalaman tersendiri bagi kami semua. Hasrat untuk kembali menelusuri gu justru semakin menyala dan berkobar-kobar. Bukankah caver bertugas untuk menyingkap misteri bawah tanah? 










https://www.scribd.com/doc/121966374/Caving-Buniayu/

*)TRIBUTE TO BAPING........

Komentar

Postingan Populer