“Destination” Suatu Perspektif

Jauh sebelum setiap manusia dilahirkan ke dunia sudah ada perjanjian dengan Sang Pemilik. Mencari ridho Sang Maha Kuasa, teknisnya adalah dengan menjauhi segala larangan-Nya dan menjalankan segala perintah-Nya. Itulah destination ketika setiap manusia dilahirkan ke bumi.

Maka Allah akan mengampuni dosa-dosamu, dan memasukan kedalam surga yang indah” (QS. Ash.Shaff, 61:12)

Tatkala sebuah pesawat akan melakukan suatu perjalanan, sebelum take off hal pertama yang dilakukan adalah menentukan tujuan, untuk mencapai tujuan tersebut secara teknis dibantu oleh intrumen-intrumen elektronika yang terpasang, baik dijalankan secara manual maupun otomatis (auto pilot). Bisa dibayangkan jikalau pesawat tersebut tidak mempunyai tujuan yang akan dicapai, demikian juga tanpa adanya suatu bantuan perangkat elektronik didalamnya, apa yang akan terjadi?.

Pun demikian dengan suatu perusahaan, berfikir strategis (strategic thinking) biasanya dimulai dari niat yang merefleksikan tujuan akhir yang ingin dicapai. Dibaratkan sebuah perusahaan adalah pesawat tadi, makan sebelum mulai perjalanan harus terlebih dahulu ditentukan apa yang menjadi tujuannya, dilanjutkan dengan strategi dan teknik untuk mencapai tujuan tersebut. Kita mengenal teknik-teknik atau model yang banyak dipakai diantaranya :

  • Management By Objective (MBO)
  • Balanced scorecard (BSC)
  • Analisa SWOT
  • Time Table
  • Fishbone Technique
  • Gantt Chart
  • Network Planning (NWP)
  • Need Assessment Training (NAT) dll

Semua itu adalah beberapa teknik-teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

Jikalau kita melihat hampir seluruh perusahaan melakukan rencana-rencana dalam periode tertentu untuk mencapai tujuannya. Kita mengenal istilah Key Performance Indikator (KPI) yang biasa diterapkan. Ada ukuran-ukuran dalam pencapaian tersebut, baik itu yang bersifat ukuran personal ataupun kelompok (departemen). Ada target-target yang didefiniskan dan dicapai dalam kurun waktu yang disepakati, begitulah pengakalannya. Mungkin begin with end of mind adalah kebiasaan efektif yang harus dibudayakan.

Mengutip kata-kata B.S Wibowo, dkk dalam bukunya SHOOT (Sharpening Our Concept and Tools) bahwa “Sebuah organisasi yang akan berhasil pada masa yang akan datang adalah organisasi yang kuat factor internalisasi dirinya. Hal ini akan membawa organisasi pada pengaruh posisif bagi lingkungan. Intinya adalah organisasi yang akan mempengaruhi lingkungan, bukan sebaliknya. Pengaruh tersebut akan membawa perubahan pada linkungan daerah dan wilayah dimana organisasi itu berada”.

Sejarah mencatat seorang khalifah Umar bin Khatab yang selama menjabat sebagai pemimpin hanya mempunyai beberapa helai pakaian dimana terdapat banyak jahitan tambalan disana sini menghiasi badannya. Tatkala melihat ada rakyatnya yang kelaparan, beliau sendiri yang memanggul karung berisi makanan untuk diberikan kepada rakyatnya yang kelaparan tersebut. Padahal hamper sepertiga belahan bumi merupakan daerah kekuasaanya. Ya tujuan yang mendasari hal tersebut, tanpa tujuan yang kuat niscaya semua itu tak akan terjadi. Pun demikian juga dunia mencatat seorang Bill Gates pendiri perusahaan raksasa Microsoft yang menjadi salah seorang terkaya didunia, dia berujar “keluarlah dari sistem yang ada dan buatlah sistem baru”, tanpa ada suatu tujuan yang diiringi dengan strategic thinking untuk mencapai tujuan tersebut, percayalah cerita lain yang akan terjadi.

Jikalau diijinkan merefleksikan hal tersebut diatas dengan internal kita, maka beberapa tujuan kita adalah self development, berguna bagi orang lain, Human interest, dll yang bermuara kepada HablumMinallah dan HablumMinannas. Dimulai dengan target lalu semakin banyak aktual yang didapat maka semakin banyak juga lingkungan di luar kita yang terbantu.

Mhmmm Lalu, apa yang akan aku lakukan?

Jika seseorang dijauhkan dari api neraka dan dimasukan dalam surga itulah orang yang sukses” (QS. Ali ‘Imran, 3:185)

Komentar

Postingan Populer