WISATA LANDY


Udara segar kota Bandung menyambutku tatkala ku sampai di daerah deket Kampus Unpad Jalan Dipati Ukur, Travel Bimex tepatnya entry point kami untuk melakukan kegiatan ajang silaturahmi organisasi kami Palawa Unpad sekaligus menyambut jelang Bulan Ramadhan. Sengaja dipilih di di Bimex dikarenakan posisinya yang strategis tepat berada di jantung Kota Bandung dan juga merupakan kantor salah seorang senior kami.

Tua dan muda seolah tak menjadi jurang perbedaan umur, dari mulai angkatan pertama sampai angkatan terakhir berkumpul menjadi satu. Tak kurang 30 orang lebih mengikuti kegiatan ini, sedangkan yang lainnya sekitar 15 orang menyusul kemudian dikarenakan lokasi tinggal di Jakarta sehingga agak susah mengatur waktu untuk berangkat bersamaan. Satu per satu kendaraan off road datang, raut wajah khas land Rover yang garang semakin membuat penasaran para peserta untuk mencicipi rasa ajrut-ajrutan yang dibuatnya. Total kendaraan yang digunakan untuk kegiatan off road ini adalah 7 buah kendaraan dengan komposisi 4 buah Lan Rover dari seri I, II dan II, ditambah dengan 1 kendaraan Range Rover dan satu buah Jeep Wilis.

Rencana start kegiatan adalah pukul 13.00 WIB, dikarenakan waktu yang dipakai adalah WIB (Waktu Iraha Bae), telat pun menjadi hal yang biasa, Pukul 14.30 tepatnya kami mulai melakukan pemberangkatan. Hujang rintik-rintik pun mengiringi do’a yang kita panjatkan kehadirat-NYA disusul kemudian dengan teriakan salam perhimpunan “PALAWA” yang menjadi rutin ketika kita akan melakukan suatu kegiatan apapun di perhimpunan. Sesaat setelah do’a hujan pun bertambah deras menambah nuansa petualangan yang akan kami lakukan. Rencan rute yang akan dilalui untuk off road ini adalah Dipati Ukur – Dago Atas – Puncrut – Lembang – Jayagiri- Cikole – Cibodas dan berakhir di Gandok persis di kaki Gunung Bukit Tunggul Bandung Utara. Dengan menumpang kendaraan Land Rover milik K’Dudung akupun mulai melakukan perjalanan.

Hujan deras terus mengguyur dari mulai Jalan Dipati ukur sampai Terminal Dago. Memasuki jalur antara dago ke puncrut jalan koral pun setia mendampingi rombongan kami, si landy pun miring kekiri danke kanan bak perahu yang diterjang jeram. Pikiranku melayang kebeberapa tahun silam ketika arung jeram secara turin aku jalani. Ada kenikmatan tersendiri dan berbeda, yang membedakan adalah tenaga yang dikeluaran, by people dan by machine. Titik pepberhentian pertama dilakukan di Puncrut, satu kawasan di ketinggian bandung utara dimana kita bisa dengan leluasa melihat pemandangan Kota bandung dari atas. Masih seperti dulu ketika aku kecil santapan nasi merah di temani lauk pauknya dengan setia menjadi menu utama sampai sekarang. Nikmat, nikmat sekali kami makan di situ mungkin diakibatkan oleh perut keroncongan yang tak tertahankan. Sementara satu mobil milik K’Opik Jeep Willis tepatnya mulai menampakan gejala permasalahan.

Willis mejus wae mun dihijikeun jeung land Rover” (Wilis selalu ada masalah kalau off road bareng dengan Land Rover) begitu ujar K’Dadan, salah seorang pendiri Palawa Unpad.

Perjalananpun dilanjutkan kembali , target berikutnya adalah lembang, tak terlau istimewa jalur menuju lembang dikarenakan jalanan aspalnya, hanya tanjakan dan sedikit turunan saja yang sedikit menghibur perjalanan. Sementara si Willis dititipkan di Lembang, dirumah salah seorang teman K’Opik dikarenakan kondisinya yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan perjalanan.

Memang harusnnya semua mobil yang ikut produk Inggris” ujar K’Opik ketika kembali merapat.

Memasuki Jalur Lembang-Jayagiri hormon adrenalinpun semakin meninggi. Satu persatu medan tanjakan ektrim kombinasi batu koral dan tanah di jelajahi. Bayangan kabut tak urung menemani selama perjalanan ini seolah tak mau ketinggalan untuk terlibat di kegiatan ini. Pemandangan khas daerah Bandung utara kembali menerpa kami, sekian lama sebagian dari kami tidak mencium aroma khas daerah pegunungan. Teringat aku akan tulisan salah sorang seniorku “Old Soldier Never Dies”, macan-macan tua tak pernah mati berkegiatan begitulah inti dari tulisan itu.

Tak terasa awal malam pun menghampiri kami, Lampu si landy yang kutumpangi rupanya malu untuk menyala, tak apalah toh di depan dan belakang si landy masih ada saudara landy lainnya yang menemani dengan cahayanya. Titik point berikutnya adalah Villa yang terletak di Kaki Bukit Gunung Bukit Tunggul, tempat salah seorang senior kami yang dengan senang hari menjadi tuan rumah walaupun domisilinya sekarang di Negeri Gajah Putih. Di tengah perjalan menuju Villa lampu si landy yang dikemudikan K’Opik rupanya mau menemani kendaraan yang kutumpangi, padam. Untung jarak perjalanan menuju villa tak berapa lama di tempuh.

Sesampainya di Villa menu kambing guling yang menjadi puncak dari kegiatan ini siap untuk dinikmati, sentuhan racikan khas Kang Ulun, salah seorang senior anggota Wanadri mulai tercium. Ah sayang sejuta sayang diriku tak memakan kambing, untung saja menu backup pun tersedia, ayam bakar di tambah sate sea food menjadi alternative menu yang disajikan. Terasa nikmat sekali, tak lupa wacana kegiatan tuk ekspedisi pun keluar, sebelumnya memang ada wacana di milist dan facebook tentang kegiatan memasuki gua di Irian serta pemanjatan Tebing Lawit di Kalimantan barat. Sayang hanya pemanjatan Tebing Lawit di Kalimantan barat yang di bahas sedangkan yang di Irian kebetulan orang yang akan mempresentasikan data-datanya sedang berhalangan hadir.

Semakin malam rombongan berikutnya yang datang dari Jakarta dan bandung mulai berdatangan, suasana pun semakin meriah, di temani api unggun sekedar menghangatkan badan, obrolan-obrolan pun tak kurang memberi nuansa malam tersendiri. Terpancar rona kebahagiaan dari para anggota, sekian lama tak bersua dikarenakan kesibukan masing-masing seolah terobati. Memang sebuah ikatan persaudaraan yang di bangun tak akan pernah terputus, kuingat kata-kata saudaraku yang senantiasa menjadi kata-kata resmi dalam setiap kegiatan di Palawa, sampai sekarang pun masih tetap terjaga.

Terima kasih Palawa atas acaranya.

foto: Ronald Agusta

foto: Ronald Agusta

Komentar

Postingan Populer